Ada suatu kisah yang diriwayatkan
oleh Imam Muslim dalam hadits shahih
tentang tiga orang yang diadili pada hari kiamat. Seorang mujahid, seorang yang
berilmu serta pandai membaca Al Qur’an, dan seorang kaya yang suka membantu orang
lain. Ternyata ketiganya masuk neraka karena amal yang tertolak di sisi Allah.
Bukan karena amalan yang tidak sesuai tuntunan, bukan pula karena tidak
bermanfaat, namun mereka lupa menanam akar keikhlasan dalam amalannya.
Berbicara tentang hari kiamat,
kelak saat kita berada pada fase yaumul mahsyar (kita semua berkumpul di padang
mahsyar) dimana matahari akan didekatkan sejauh 1 mil (mil yang dimaksud entah
jarak perjalanan atau mil yang dipakai untuk celak mata). Tapi yang jelas itu
sangat dekat. Subhanallah. Saat itu manusia penuh dengan keringat (sesuai
dengan amal & dosanya). Ada yang sampai di kedua mata kakinya, selutut,
bahkan ada yang tenggelam karena keringatnya sendiri. Seperti yang dijanjikan
Allah, para muadzin kelak mempunyai leher yang panjang dan di yaumul mahsyar
nanti tidak akan tenggelam karena keringat yang menggenang. Lalu bagaimana
dengan orang-orang yang lainnya..? Allah akan memberikan naungan-Nya untuk beberapa
hamba pilihan-Nya. Salah satunya adalah seseorang
yang berdzikir (mengingat Allah) dalam kesendirian lalu mengalir air matanya. Ada juga dua
orang yang saling mencintai karena Allah dimana keduanya berkumpul dan berpisah
karena Allah. Itulah air mata keikhlasan dan keikhlasan berkumpul/berpisah.
Dari dua paragraf diatas silahkan
diambil pelajarannya. Disini saya akan membahas mengenai ikhlas yang berkaitan
dengan 2 paragraf tadi. Ikhlas.. adalah ketika melakukan segalanya karena
Allah. Ikhlas adalah ketika kita
membersihkan banyaknya kotoran hati sehingga tujuan benar-benar murni
karena Allah Ta’ala.
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ
...
Padahal mereka tidak disuruh kecuali
supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam
(menjalankan) agama yang lurus … (QS. Al Bayyinah : 5)
Innamal a’maalu binniyyaat.. setiap perbuatan tergantung
pada niatnya. Karena niat yang tumbuh bersamaan ikhlas adalah bukti mahabbah
kepadaNya. Karena niat yang didasari ikhlas merupakan ajang saling
menyembunyikan. Karena ikhlas selalu meyembunyikan kebaikan yang telah
dilakukannya seperti menyembunyikan keburukan diri. Jangan sampai kita menjadi
orang yang merugi yaitu orang yang sia-sia beramal di dunia padahal mereka
yakin telah sungguh-sungguh.
Katakanlah:
"Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling
merugi perbuatannya?"
Beberapa kalimat yang sering saya
dengar dan mungkin anda juga pernah mendengarnya :
(2)
Ikhlaslah
seperti surah Al Ikhlas, yang tidak ada kata “ikhlas” didalamnya.
"Mungkin ikhlas itu emas murninya karena dilelehkan panas. dibakar agar kerak dan noda terlepas. Hingga kilaunya jelas." Salim A. Fillah
"Mungkin ikhlas itu emas murninya karena dilelehkan panas. dibakar agar kerak dan noda terlepas. Hingga kilaunya jelas." Salim A. Fillah
Alhamdulillahilladzi
bini’matihi tatimmush shalihaat, wa shalallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala
alihi wa shahbihi wa sallam.
Disusun oleh hamba-Nya yang masih banyak kekurangan dan masih perlu banyak belajar.
(Layung Sekar Prabarayi)
Referensi :
-
Tazliyatun Nafs Menurut
Ulama' Salafushshalih (Dr. Ahmad Farid)
-
Hadits Arba’in An Nawawi
Afwan bagian referensi ada yang typo. Seharusnya Taz[k]iyatun Nafs.
BalasHapus